Minggu, 29 April 2018

PAI KELAS 7 GANJIL Perilaku Terpuji

Pengertian Perilaku Terpuji
Perilaku terpuji adalah segala sikap, ucapan dan perbuatan yang baik sesuai ajaran Islam. Kendatipun manusia menilai baik, namun apabila tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka hal itu tetap tidak baik. Sebailiknya, walaupun manusia menilai kurang baik, apabila Islam menyatakan baik, maka hal itu tetap baik.
Kita sebagai umatnya tentunya ingin dapat mengikuti apa yang terjadi tuntutan rasulullah dalam kehidupan sehari-hari sebagai suritauladan manusia.
Orang yang baik akhlaknya tentunya didalam pergaulan sehari-hari akan senantiasa dicintai oleh sesama, dan tentunya mereka kelak dihari kiamat akan masuk surga bersama dengan nabi saw. Sebagaimana beliau bersabda dalam hadisnya yang artinya sebagai berikut:
Sesungguhnya (orang) yang paling aku cintai diantara kalian dan orang yang paling dekat tempatnya dariku pada hari kiamat adalah oarang yang paling baik budi pekertinya diantara kalian”.
Harta yang banyak, pangkat yang tinggi atau dimilikinya beberapa gelar kesarjanaan tak mampu mengangkat derajat manusia tanpa dimilikinya akhlak terpuji.
Islam hadir dimuka bumi sebenarnya sangat mengedepankan akhlak terpuji, karena Rasulullah saw. sendiri diutus untuk menyempurnakan akhlak sebagaimana sabdanya sebagai berikut:

اِنَّماَ بُعِثْتُ لِؤُتَمِّمَ مَكَأرِمَ اْلأَخْلاَقْ
Artinya:
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak”.

Alangkah indahnya ajaran Islam yang memerintahkan untuk berakhlakul karimah. Jika hidup kita dihiasi dengan ahklak terpuji tentunya akan dicintai oleh Allah awt dan masyarakatnya akan menjadi baik, tenteram dan damai.
Sebagian manusia, berbicara tentang akhlak terpuji dalam era globalisassi seperti ini dinilai kuno dan kurang maju. Anggapan ini muncul karena sedah terpengaruh budaya barat yang dinilai maju dan modern. Akhlak terpuji amat penting dalam kehidupan manusia, termasuk dalam pergaulan remaja. Akhmad Syauki Bey (seorang penyair) mangatakan sebagai berikut:
“Sesungguhnya suatu umat akan tetap memiliki nama harum selama uamat tersebut memiliki akhlak yang terpuji. Manakala akhlak terpuji telah lenyap, lenyap pulalah nama harum umat tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perilaku Terpuji Terhadap Lingkungan Sosial
Manusia diciptakan Allah swt sebagai makhluk sosial artinya manusia selalu berhubungan dan membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu, dalam bergaul dengan orang lain harus diperhatikan norma-norma yang ada sehingga pergaulan antar masyarakat akan berlangsung dengan harmoni. Denagn demikian setiap manusia dituntut untuk berperilaku terpuji dalam hubungan dengan orang lain dilingkungan sosialnya tanpa membedakan status sosialnya, agama, maupun keturunannya. Rasulullah bersabda: “Engkau belum disebut sebagai orang yang beriman kecuali engkau mencintai orang lain sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri”.

Macam-macam perilaku terpuji terhadap sesama dalam masyarakat:
 Ta’aruf
Dalam pergaulan sehari-hari sering kita dengar ungkapan “tidak kenal maka tidak sayang”. Hal tersebut berlaku untuk apa saja baik itu dalam perdagangan, perumahan, lingkungan masyarakat dan lain-lain. Begitu juga dengan sesama manusia, kalau kita belum kenal mungkin kita punya dzan (sangkaan) yang bermacam-macam. Orang kita sangka baik ternyata belum tentu baik, orang yang kita sangka buruk belum tentu buruk, oleh karena itu supaya tidak punya dzan yang bermacam-macam, sabaiknya kita memperkenalkan diri. Perkenalan bukan hanya dari segi nama saja, tetapi dari berbagai aspek baik itu keluarga, pendidikan, agama, pekrjaan dan lain-lain.
Itulah makna kita saling kenal mengenal yang dalam bahasa arab disebut Ta’aruf. Ta’aruf dapat di artikan saling mengenal, saling mengetahui manusia satu dengan manusia lain. Saling kenal mengenal tersebut harus didasari dengan kemanusiaan, persaudaraan kecintaan serta ketakwaan kepada Allah swt . tanpa membedakan ras, keturunan, warna kulit, pangkat jabatan maupun agama. Dalam ta’aruf perbedaa-perbedaan itu harus kita jauhkan dan di ganti dengan kasih sayang.
Atas kodrat dan irodat Allah, kita lajir didunia yang memiliki berbagai macam perbedaan-perbedaan baik bentuk fisik, warna kulit, rambut, suku bangsa, maupun yang dibentuk oleh manusia itu sendiri seperti kelompok buruh, majikan dan lain-lain. Adanya perdaan itu jangan dijadikan alasan untuk permusuhan dan pertentangan akan tetapi harus dijadikan sarana saling kenal mengenal.
Ajaran tentang persaudaraan dan saling kenal mengenal antar manusia harus dilandasi dengan landasan yang amat luas. Yang dituju disini bukan hanya kaum mukmin, malinkan manusia pada umumnya yang mereka itu seakan-akan satu keluarga dan terbagi menjadi bangsa, kebilah dan keluarga.
Supaya perkenalan menjadi persaudaraan semakin erat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan kita kerjakan, yaitu sebagai berikut:
a.       Jaga persatuan dan kesatuan, karena pada dasarnya setiap muslim itu adalah saudara.
b.      Sebarkan salam, beri makan dan sambung tali persaudaraan.
c.       Segala urusan dimusyawarahkan
d.      Lemah lembut dan berseri-seri.

 Tafahum
Tafahum artinya saling memahami keadaan seseorang, baik sifat watak maupun latar belakang seseorang.

 Jujur
Allah meminta kapada manusia dalam membina kehidupan ini supaya berlaku benar dan jujur, karena kebenaran dan kejujuran merupakan hal yang pokok dalam kehidupan manusia. Akan tetapi sebaliknya, apabila manusia melalaikan hal yang pokok ini, maka kehancuran dan kekacauan yang akan menimpa manusia. Oleh karenanya berpegang teguh pada kejujuran dan kebenaran dalam segala hal merupakan faktor yang penting dalam membina akhlak bagi orang-orang muslim.
Benar atau jujur artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataan yang sesungguhnya, tidak saja berupa perkataan tetapi juga perbuatan. Dalam bahasa arab benar atau jujur disebut sidiq (ash shidqu). Benar atau jujur perkataan artinya mengatakan sesuatu keadaanya yang sebenarnya, tidak mengada-ngada dan tidak pula menyembunyikan. Akan tetapi, apabila yang disembunyikan itu suatu rahasia atau menjaga nama baik seseorang, maka itu diperbolehkan. Benar atau jujur dalam perbuatan ialah melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan aturan atau oetunjuk agama. Apabila menurut agama itu diperbolehkan, maka itu benar, dan apabila perbuatan itu menurut agama dilarang, berarti perbuatan itu tidak benar.
Benar atau jujur pada diri sendiri berarti kita harus bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kemampuan dan tujuan hidup kita untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi orang lain, yaitu kita memperlihatkan diri kita yang sebenarnya, tangpa dibuat-buat, bersih dan lurus. Benar atau juur kepada orang lain tidak hanya sekedar berbuat dan berkata yang benar, akan tetapi harus berusaha memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Sebagaimana disabdakan rasulullah yang artinya: “sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain.” Disamping memberikan manfaat kepada orang lain rasulullah juga mencontohkan kepeduliannya terhadap orang lain.
Jujur adalah kata yang mudah umtuk diucapkan, akan tetapi berat dalam pelaksanaannya. Kejujuran memancarkan kewibawaan, karena orang yang berlaku jujur dapat menepiskan segala prasangka buruk, dia berni karena benar.

 Adil
Adil menurut istilah agama adalah sama dalam segala urusan dan menjalankan sesuai dengan ketentuan agama. Dengan kata lain, adil adalah mengerjakan yang benar dan menjauhkan yang batil.
Adil adalah jalan bagi seseorang untuk menuju kepada ketakwaan. Apabila didalam pergaulan hidup ini masing-masing pihak berbuat sesuai dengan pekerjaannya, maka diharapkan akan terwujud ketenteraman dan kedamaian didalam masyarakat. Salah satu sifat yang ahrus dimiliki setiap orang untuk dapat menegakkan kebenaran adalah sifat adil.
Didalam Al-Quran dijelaskan bahwa bersikap adil tidak pilih-pilih, kepada golongan yang kita bencipun kita haarus tetap berlaku adil. Dengan berbuat adil, maka akan mendekatkan kita kepada sifat takwa. Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah:8 yang artinya:


“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”    (Q.S. Al-Maidah:8)

3.1.5 Amanah

Secara bahasa, amanah adalah kepercayaan, kesetiaan atau ketulusan hati. Berdasarkan istilah, amanah adalah sesuatu yang dititipkan kepada pihak lain sehingga menimbulkan rasa aman bagi pemberinya, dan sebaliknya, pihak penerima memelihara amanah dengan baik.

Dibawah ini akan disampaikan tiga amanah Allah yang pokok kepada manusia, yaitu sebagai berikut:
1) Amanah ilmu pengetahuan, yang diberikan kepada manusia yang berpredikat ulama, kaum cerdik pandai dan para sarjana.. mereka ini bertanggungjawab untuk memelihara ilmu, menyiarkannya serta mengembangkannya.

2) Amanah kekuasaan, yang diberikan kepada mereka yang memegang kekuasaan, yaitu para pemimpin, tokoh masyarakat. Kekuasaan yang ada pada mereka itu merupakan amaliah Allah yang harus dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang telah ditentukan oleh Allah.

3) Amanah harta, amanah ini dilimpahkan Allah kepada mereka hartawan, usahawan, produsen, supaya dapat mengursnya dengan baik sesuaid engan garis-garis yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Oleh karena itu amanah itu hendaknya diberikan kepada orang yang mampu melaksanakannya. Begitu juga orang yang menerima amanah harus menyadari, bahwa amanah yang diterimanya itu harus dapat dipertanggungjawabkan kepada yang memberi amanah dan kepada Allah SWT.

 Tasamuh
Tasamuh dapat diartikan sebagai lapang dada, yaitu sikap tidak terburu-buru menerima atau menolak saran atau pendapat orang lain, sekalipun hal tersebut menyangkut pada masalah agama, akan tetapi dipikirkan dalam-dalam dipertimbangkan masak-masak baru menetapkan sikap.

 Toleransi
Secara bahasa toleransi artinya bersabar, menahan diri dan membiarkan. Toleransi menghendaki agar kerukunan hidup diantara manusia yang bermacam-macam paham, keyakinan dapat terhindar dari sifat-sifat kaku, bahkan menjurus pada sikap-sikap permusuhan.
Pada dasarnya, tujuan utama dalam toleransi adalah terciptanya kerukunan hidup antar manusia, dan dalam agama Islam juga diajarkan bahkan merupakan sesuatu ajaran yang sangat prinsip diantara ajaran-ajaran yang lain. Tuuan yang demikian ini merupakan tujuan utama dari agama Islam dimuka bumi ini dan sesuai pula dengan kata “Islam” yang berarti “damai” yaitu damai dengan sesama umat manusia.

 Ta’awun
Ta’awun artinya tolong menolong. Manusia tidak dapat berbuat banyak kalau seorangdiri, apalagi untuk kepentingan orang banyak. Karena manusia tidak dapat hidup sendiri maka manusia memerlukan bantuan atau pertolongan orang lain, bahkan harus mengikat kerjasama dengan orang lain.

Dampak positif ta’awun dan tasamuh
a.       Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai.
b.      Tercapai ketentraman batin hidup bersama masyarakat.
c.       Terjalinnya hubungan batin yang mesra antara sesama manusia.
d.      Terwujudnya kesatuan dan persatuan.


 Perilaku Terpuji Terhadap Sesama
  Akhlak terpuji terhadap orang lemah
Dalam menghadapi kehidupan didunia ini, Allah telah memberikan kepada semua manusia antara lain berupa panca indera, akal dan sebagainya. Namun, diantara manusia ada yang tidak dapat memanfaatkan karunia dari Allah dengan sempurna karena beberapa sebab. Ada yang disebabkan karena lanjut usia, karena cacat, lumpuh dan sebagainya.
Kita tentu sangat beruntung dibandingkan dengan mereka, kita dapat membeyangkan, bagaimana caranya mereka menghadapi kehidupan ini. Kalau mereka masih mempunyai sanak keluarga yang mampu, mereka dapat membantu menghidupi keperluan hidupnya. Tetapi, bagi mereka yang sudah tidak mempunyai sanak keluarga yang mampu, anggota masyarakat seluruhnyalah yang menjadi harapannya. Untuk itu, umat Islam berkewajiban mengeluarkan sebagian dari haratanya sebagai zakat untuk mencukupi keperluan hidup mereka. Adapun bagi orang Islam yang mempunyai sedikit kelebihan dari keperluan hidupnya sehari-hari dapat membantunya dengan sedikit sesuai dengan kemampuannya.

  Akhlak terhadap tetangga
Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Dekat bukan karena pertalian saudara ataupun pertalian darah, bahkan mungkin tidak seagama dengan kita.

 Akhlak terhadap orang yang berbeda agama
Agama Islam adalah agama perdamaian, artinya Islam melarang umatnya mencari lawan, karena mencari lawan merupakan perbuatan yang tertcela yang dilarang agama. Dalam hal ini keyakinan kita harus berbeda, tetapi dalam kemasyarakatan kita harus bersatu untuk menjaga kerukunan bersama.

 Akhlak Terpuji Kepada Allah
 Pengertian Akhlak Terpuji Kepada Allah

Akhlak terpuji disebut juga akhlak mahmudah. Islam mengjarkan , berakhlak terpuji tidak hanya berhubungan dengan sesama manusia, tetapi juga terhadap Allah SWT. sebagai Zat Yang Maha Pencipta. Akhlak terpuji kepada Allah adalah suatu sikap atau perilaku terpuji yang hanya ditujukan kepada Allah SWT. sebagai hamba ciptaan Allah kita wajib berperilaku terpuji kepada Allah. Hal ini wujud rasa terima kasih atau bersyukur kepada Allah yang telah menciptakan manusia dengan segala kelengkapan dan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.



 Macam-macam Akhlak Terpuji Kepada Allah
 Ikhlas
Ikhlas adalah melakukan atau mengerjakan sesuatu pekerjaan semata-mata hanya karena Allah SWT.. Orang yang berbuat ikhlas tidak mengharapkan balas jasa atau pujian dari orang lain kecuali hanya mengharap rida dari Allah SWT.. Orang yang beramal secara ikhlas disebut mukhlis.
Dampak positif dari perbuatan ikhlas adalah sebagai berikut:
  1.   Memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT.
  2.  Memperoleh kepuasan batin karena merasa bahwa kebaikan yang dilakukan sesuai dengan perintah Allah SWT.
  3.    Merasa lebih dekat dengan Allah,karena amalnya diterima oleh Allah SWT.


Ada beberapa upaya untuk membiasakan sifat ikhlas antara lain:
  1.  Melatih diri untuk beramal baik saat tidak dilihat oleh orang lain.
  2. Tidak merasa kecewa apabila perbuatan baiknya diremehkan orang lain.
  3. Melatih diri agar tidak merasa bangga jika perbuatan baiknya dipuji orang.
  4. Tidak suka memuji perbuatan baik yang dilakukan seseorang karena hal itu dapat mendorong pelakunya menjadi riya.


 Taat
Taat menurut bahasa berarti tunduk, patuh, dan setia. Adapun taat dalam berakhlak terpuji kepada Allah ialah tunduk, patuh, dan setia kepada Allah SWT dan Rasul-nya baik dalam bentuk pelaksanaan perintah maupun meninggalkan larangannya.
Orang yang taat kepada Allah dan Rasulnya tentu akan memperoleh dampak positif dari dirinya, antara lain sebagai berikut:
  1. Memperoleh rida dari Allah SWT, karena mampu menaati perintah-nya dan menjauhi larangan-nya.
  2. Memperoleh kepuasan batin karena telah mampu melaksanakan salah satu kewajibannya kepada Allah dan Rasul-nya.
  3. Memperoleh kemenangan dan keberuntungan yang besar sesuai firman Allah SWT dalam Q,S, An-nisa: 13 yang artinya:


Artinya:
“Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar”.
(Q,S, An-nisa: 13 )




PAI KELAS 7 GANJIL Asmaul Husna

Pengertian Asmaul Husna
Asmaul Husna Terdiri atas dua kata, yaitu asma dan husna. Dimana Asma memiliki arti nama-nama dan Husna memiliki arti yang baik juga indah. Jika disatukan maka Asmaul Husna memiliki arti "Nama-nama Allah yang baik dan juga indah yang hanya dimiliki oleh Allah SWT. sebagai bukti kebesaran-Nya. Kata Asmaul Husna itu sendiri diambil dari ayat Al-Quran yaitu Q.S Taha/20:8 artinya " Allah SWT. tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang baik) ".

Dalil Asmaul Husna
Ada beberapa dalil yang menjabarkan tentang Asmaul Husna dan pada kali ini Pandai Belajar akan menjelaskan dua diantaranya :

  • Firman Allah SWT. dalam Q.S Al-a'raf/7:180 : 
    www.pandaibelajar.com

    walillaahi l-asmaau lhusnaa fad'uuhu bihaa wadzaruulladziina yulhiduuna fii asmaa-ihi sayujzawna maa kaanuu ya'maluun

    Artinya: “Dan Allah Swt. memiliki asmā’ul husna, maka bermohonlahkepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama-Nya yang baik itu dantinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dalam (menyebut) namanama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. al A’rāf/7:180)
Tidak hanya dalam surat Al-a'raf, dalam ayat lain dijelaskan bahwa Asmaul Husna itu sangat bermanfaat dan memiliki niai yang tak terhingga tingginya. Maka dari itu dalam berdoa sangat di anjurkan membaca Asmaul Husna.
  • Hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: 
    www.pandaibelajar.comArtinya: “Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw.bersabda: Sesungguhnya Allah Swt. mempunyai sembilan puluh sembilannama, seratus kurang satu, barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”. (H.R. Bukhari)
Berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, apabila kita mengahafal Asmaul Husna dengan baik dan benar maka orang yang menghafalnya akan diberi balasan oleh Allah yaitu masuk ke dalam surga. Namun dalam menghafal Asmaul Husna bukan halnya menghafal seperti biasa tapi harus diiringi dengan kebaikan seperti menjaga hafalannya dengan terus menerus menzikirkannya dan yang paling penting sikap kita tidak boleh bertentangan dengan Asmaul Husna.

Memahami Isi Asmaul Husna
Pada kali ini kita akan memahami beberapa makna Asmaul husna diantaranya al-Karim, al-Mu’min, al-Wakil, al-Matin, al-Jāmi’.
  • Al-Karim
    Secara singkat Al-Karim memiliki arti maha pemurah, yang maha dermawan atau yang maha mulia. Sedangkan dalam ruang lingkup besar Al-Karim dapat diartikan bahwa Allah Swt. yang maha pemurah, maha dermawan lagi maha mulia yang memberi anugrah dan rezekinya kepada seluruh makhluk-makhluk-Nya. Hal ini tertuang dalam Q.S. al-Infitār:6 : 
    www.pandaibelajar.com

    Yaa ai-yuhaa-insaanu maa gharraka birabbikal kariim(i)

    Artinya: “Hai manusia apakah yang telah memperdayakanmu terhadap Tuhan Yang Maha Pemurah?” (Q.S. al-Infitār:6)
Dalam kandungan surat di atas dapat kita ketahui bahwa Allah pemilik nama Al-Karim tidak hanya memberikan rezeki anugrah kepada kita namun dapat juga dimaknai tuhan yang maha pemberi maaf, maka kita sebagai umat muslim seharusnya senantiasa bersyukur atas nikmat Allah yang tidak ada duanya karena Allah selalu memberikan nikmatnya kepada kita semua dalam keadaan apapun.
    • Al-Mu’min
      Al-Mu'min berasal dari kata Amina yang artinya pembenaran, ketenangan hati, dan aman. Dalam arti yang luas Al-Mu'min artinya Allah maha pemberi rasa aman kepada semua makhluk-Nya. terutama manusia. Rasa aman yang diberikan Allah itu mencakup ketenangan hati dalam menghadapi permasalahan, tantangan, dan cobaan. kita dapat terhindar dari rasa gelisah, takut, dan cemas itu semua karena Allah Swt. hal ini tertuang dalam (Q.S. al-An’ām/6:82): 
      www.pandaibelajar.com

      alladziina aamanuu walam yalbisuu iimaanahum bizhulmin ulaa-ika lahumu al-amnu wahum muhtaduuna

      Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” (Q.S. al-An’ām/6:82)
    Ayat diatas menjelaskan ketika kita akan berdoa kepada Allah Swt. dengan menyebut nama-Nya al-Mu’min, berarti kita memohon diberikan keamanan, dihindarkan dari fitnah, bencana dan siksa. Karena Dialah Yang Maha Memberikan keamanan, Dia yang Maha Pengaman. Maka dari itu kita tidak perlu takut terhadap segala cobaan atau permasalahan karena Allah pasti selalu melindungi kita dari hal-hal yang buruk.
    • Al-Wakil
      Al-Wakil memiliki arti maha mewakili atau pemelihara. dalam arti luas Al-Wakil, yaitu Allah Swt. yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Allah menyelesaikan segala sesuatu yang diserahkan hambanya tanpa membiarkan apa pun terbengkalai seperti ketika kita dalam ujian dan kita sudah berusaha semampu kita dan selanjutnya kita menyerahkan hasilnya pada Allah dan niscaya Allah akan mengurusi sisanya. Firman-Nya dalam al- Qur’ān:
      www.pandaibelajar.com

      Artinya: “Allah Swt. pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.” (Q.S. az-Zumar/39:62)
    Orang yang yakin dan mempercayakan segala urusannya kepada Allah tanpa keraguan setelah dia berusaha semaksimal mungkin, akan memiliki kepastian bahwa semua akan diselesaikan dengan
    sebaik-baiknya,
    • Al-Matin
      Al-Matin memiliki arti Maha kukuh(kokoh) atau teguh pendirian, konsisten. Allah Swt adalah maha sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan Allah meliputi kekukuhan terhadap sifat-sifat-Nya dan kekuatan-Nya. Dengan begitu, kekukuhan Allah Swt. yang memiliki rahmat dan azab terbukti ketika Allah Swt. memberikan rahmat kepada hambahamba- Nya. Tidak ada apa pun yang dapat menghalangi rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya. Demikian juga tidak ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan-Nya. Orang meyakini Al-Matin adalah orang yang tawakkal karena ia tau bahwa tidak ada satupun hal yang dapat mencegah kehendak Allah. menurut Q.S. aż-Żāriyāt/51:58 :
      www.pandaibelajar.com

      Innallaha huwarrazzaaqu dzuul quu-watil matiin(u)

      Artinya: “Sungguh Allah Swt., Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.” (Q.S. aż-Żāriyāt/51:58)
    Dengan demikian, akhlak kita terhadap sifat al-Matin adalah dengan beristiqamah (meneguhkan pendirian), beribadah dengan kesungguhan hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan, terus berusaha dan tidak putus asa serta bekerja sama dengan orang lain sehingga menjadi lebih kuat.
    • Al-Jāmi’
      Secara bahasa Al-Jāmi’ memiliki arti yang maha mengumpulkan atau menghimpun, maksudnya Allah dapat mengumpulkan sesuatu yang berserak jika Allah menghendakinya dimana pun dan kapan pun. salah satu dari Al-Jāmi’ yaitu Allah dapat mengumpulkan seluruh makhluk hidup yang beraneka ragam, di muka bumi ini dan kemudian mengumpulkan mereka dipadang mahsyar pada hari kiamat. Seperti dalam firmannya Q.S. Ali Imrān/3:9: 
      www.pandaibelajar.com

      Rabbanaa innaka jaami'unnaasi liyaumin laa raiba fiihi innallaha laa yukhliful mii'aad(a)

      Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya”. Sesungguhnya Allah Swt. tidak menyalahi janji.”(Q.S. Ali Imrān/3:9).
    Penerapan Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari
    Setelah kita mempelajari Asmaul Husna tentulah keimanan kita bertambah kepada Allah Swt. dan sebagai orang yang beriman kita harus dapat merealisasikannya dalam kehidupan sehari hari agar memperoleh rahmat, anugrah, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dibawah ini adalah contoh contoh penerapan Asmaul Husna dalam kehidupa sehari-hari :
    • Menjadi orang yang dermawan
      Sifat deermawan adalah salah satu sifat Allah yaitu Al-Karim. Menjadi orang dermawan itu berarti menjadi orang baik yang membagikan kebahagiaan terhadap orang lain dalam bentuk harta atau buka. Berikut contoh kedermawanan :
        1. Menyisihkan sebagian uang jajan untuk kotak amal setiap hari jum'at
        2. Menyisihkan uang jajan untuk kegiatan amal ketika ada yang terkena musibah
        3. Menjamu tamu yang datang ke rumah
    • Menjadi orang jujur dan dapat memberi rasa aman
      Ini adalah salah satu sifat Allah yaitu al-Mu’min. Contohnya :
        1. Menolong teman atau orang lain yang sedang dalam bahaya atau ketakutan.
        2. Menyingkirkan sesuatu yang dapat mengakibatkan bahaya bagi orang lain seperti paku di jalan.
        3. Membantu orang lanjut usia menyebrang jalan.
    • Senantiasa bertawakkal kepada Allah Swt.
      Sebagaimana dijelaskan di uraian Al-Wakil orang yang meyakini sifat ini termasuk orang yang tawakkal. Contohnya :
        1. Menjadi pribadi yang mandiri, dalam melakukan sesuatu usahakan jangan merepotkan orang lain.
        2. Belajar/Bekerja dengan sungguh sungguh mengharapkan ridho dan rahmat Allah Swt. karena Allah tidak akan merubah nasib seseorang yang tidak mau bersungguh sungguh.
    • Menjadi Pribadi yang konsisten dan teguh pendirian.
      Pribadi yang konsisten dan teguh pendirian merupakan perwujudan meneladani sifat Al-Matin. Contohnya :
        1. Tidak mudah terpengaruh oleh rayuan orang lain yang mengakibatkan diri kita celaka.
        2. Tidak mudah disogok untuk memilih suatu hal seperti pemungutan suaran pemilu
        3. Kuat dan Sabar dalam menghadapi Ujian
    • Berkarakter pemimpin.
      Berkarakter pemimpin merupakan pewujudan meneladani sifat Allah Swt. al-Jāmi’ . Contohnya :
        1. Mempersatukan orang yang sedang berselisih dan melakukan musyawarah mufakat untuk penyelesaian masalah.
        2. Rajin melaksanakan sholat berjamaah dan menjadi Imam
        3. Bersifat sosial tinggi agar dapat bermanfaat bagi masyarakat.
    99 Asmaul Husna Beserta Artinya
    1. Ar-Rahmaan: ( الرحمن ) Maha Pengasih.
    2. Ar-Rahim: ( الرحيم ) Maha Penyayang.
    3.  Al-Malik: ( الملك ) Maha Merajai/ Menguasai /Pemerintah.
    4.  Al-Quddus: ( القدوس ) Maha Suci.
    5.  As-Salaam: ( السلام ) Maha Penyelamat.
    6.  Al-Mu’min: ( المؤمن ) Maha Pengaman / Pemelihara keamanan.
    7. Al-Muhaimin: ( المحيمن ) Maha Pelindung/Penjaga / Maha Pengawal serta Pengawas.
    8. Al-’Aziiz: ( العزيز ) Maha Mulia / Maha Berkuasa.
    9. Al-Jabbaar: ( الجبار ) Maha Perkasa / Maha Kuat / Yang Menundukkan Segalanya.
    10.  Al-Mutakabbir: ( المتكبر ) Maha Megah / Maha Pelengkap Kebesaran.
    11. Al-Khaaliq: ( الخالق ) Maha Pencipta.
    12. Al-Baari’: ( البارئ ) Maha Pembuat / Maha Perancang / Maha Menjadikan.
    13.  Al-Mushawwir: ( المصور ) Maha Pembentuk / Maha Menjadikan Rupa Bentuk.
    14. Al-Ghaffaar: ( الغفار ) Maha Pengampun.
    15. Al-Qahhaar: ( القهار ) Maha Pemaksa.
    16. Al-Wahhaab: ( الوهاب ) Maha Pemberi / Maha Menganugerah.
    17. Ar-Razzaaq: ( الرزاق ) Maha Pengrezeki / Maha Pemberi Rezeki.
    18. Al-Fattaah: ( الفتاح ) Maha Membukakan / Maha Pembuka .
    19. Al-’Aliim: ( العليم ) Maha Mengetahui.
    20. Al-Qaabidh: ( القابض ) Maha Pencabut / Maha Penyempit Hidup / Maha Pengekang.
    21. Al-Baasith: ( الباسط ) Maha Meluaskan / Maha Pelapang Hidup / Maha Melimpah Nikmat.
    22. AI-Khaafidh: ( الخافض ) Maha Menjatuhkan / Maha Menghinakan / Maha Perendah / Pengurang.
    23. Ar-Raafi’: ( الرافع ) Maha Mengangkat / Maha Peninggi.
    24. Al-Mu’iz: ( المعز ) Maha Menghormati / Memuliakan / Maha Pemberi Kemuliaan/Kemenangan.
    25. Al-Muzil: ( المذل ) Maha Menghina / Pemberi kehinaan.
    26. As-Samii’: ( السميع ) Maha Mendengar.
    27. Al-Bashiir: ( البصير ) Maha Melihat.
    28. Al-Hakam: ( الحكم ) Maha Menghukum / Maha Mengadili.
    29. Al-’Adl: ( العدل ) Maha Adil. Serta sangat sempurna dalam keadilanNya itu.
    30. Al-Lathiif: ( اللطيف ) Maha Menghalusi / Maha Teliti / Maha Lembut serta Halus.
    31. Al-Khabiir: ( الخبير ) Maha Waspada/  Maha Mengetahui.
    32. Al-Haliim: ( الحليم ) Maha Penyabar / Maha Penyantun / Maha Penghamba.
    33. Al-’Adzhiim: ( العظيم ) Maha Agung.
    34. Al-Ghafuur: ( الغفور ) Maha Pengampun.
    35. Asy-Syakuur: ( الشكور ) Maha Pembalas / Maha Bersyukur.
    36. Al-’Aliy: ( العلي ) Maha Tinggi Martabat-Nya / Maha Tinggi serta Mulia.
    37. Al-Kabiir: ( الكبير ) Maha Besar,.
    38. Al-Hafidz: ( الحفيظ ) Maha Pemelihara Maha Pelindung / Maha Memelihara.
    39. Al-Muqiit: ( المقيت ) Maha Pemberi kecukupan/ Maha Pemberi Keperluan , baik yang berupa makanan tubuh ataupun makanan rohani.
    40. Al-Hasiib: ( الحسيب ) Maha Penjamin / Maha Mencukupi / Maha Penghitung.
    41. Al-Jaliil: ( الجليل ) Maha Luhur.
    42. Al-Kariim: ( الكريم ) Maha Pemurah.
    43. Ar-Raqiib: ( الركيب ) Maha Peneliti / Maha Pengawas Maha Waspada.
    44. Al-Mujiib: ( المجيب ) Maha Mengabulkan.
    45. Al-Waasi’: ( الواسع ) Maha Luas Pemberian-Nya.
    46. Al-Hakiim: ( الحكيم ) Maha Bijaksana.
    47. Al-Waduud: ( الودود ) Maha Pencinta / Maha Menyayangi.
    48. Al-Majiid: ( المجيد ) Maha Mulia.
    49. Al-Ba’ithu: ( الباعث ) Maha Membangkitkan.
    50. Asy-Syahiid: ( الشهيد ) Maha Menyaksikan / Maha Mengetahui.
    51. Al-Haq: ( الحق ) Maha Haq / Maha Benar.
    52. Al-Wakiil: ( الوكيل ) Maha Pentadbir / Maha Berserah / Maha Memelihara penyerahan.
    53. Al-Qawiy: ( القوى ) Maha Kuat / Maha Memiliki Kekuatan.
    54. Al-Matiin: ( المتين ) Maha Teguh / Maha Kukuh atau Perkasa / Maha Sempurna Kekuatan-Nya.
    55. Al-Waliy: ( الولى ) Maha Melindungi.
    56. Al-Hamiid: ( الحميد ) Maha Terpuji.
    57. Al-Muhshii: ( المحصى ) Maha Menghitung  / Maha Penghitung.
    58. Al-Mubdi’: ( المبدئ ) Maha Memulai/Pemula / Maha Pencipta dari Asa.
    59. Al-Mu’iid: ( المعيد ) Maha Mengulangi / Maha Mengembalikan dan Memulihkan.
    60. Al-Muhyii: ( المحي ) Maha Menghidupkan.
    61. Al-Mumiit: ( المميت ) Maha Mematikan.
    62. Al-Hay: ( الحي ) Maha Hidup.
    63. Al-Qayyuum: ( القيوم ) Maha Berdiri Dengan Sendiri-Nya.
    64. Al-Waajid: ( الواجد ) Maha Penemu / Maha Menemukan.
    65. Al-Maajid: ( الماجد ) Maha Mulia.
    66. Al-Waahid: ( الواحد ) Maha Esa.
    67. Al-Ahad: ( الأحد ) Maha Tunggal.
    68. Ash-Shamad: ( الصمد ) Maha Diperlukan / Maha Diminta / Yang Menjadi Tumpuan.
    69. Al-Qaadir: ( القادر ) Maha Berkuasa/ Maha Kuasa / Maha Berupaya
    70. Al-Muqtadir: ( المقتدر ) Maha Menentukan.
    71. Al-Muqaddim: ( المقدم ) Maha Mendahulukan / Maha Menyegera.
    72. Al-Muakhkhir: ( المؤخر ) Maha Menangguhkan / Maha Mengakhirkan / Maha Membelakangkan / Maha Melambat-lambatkan.
    73. Al-Awwal: ( الأول ) Maha Pemulaan  / Maha Pertama.
    74. Al-Aakhir: ( الآخر ) Maha Penghabisan / Yang Akhir,.
    75. Azh-Zhaahir: ( الظاهر ) Maha Zahir / Maha Nyata / Maha Menyatakan
    76. Al-Baathin: ( الباطن ) Maha Tersembunyi.
    77. Al-Waalii: ( الوالى ) Maha Menguasai / Maha Menguasai Urusan / Yang Maha Memerintah.
    78. Al-Muta’aalii: ( المتعال ) Maha Suci/Tinggi.
    79. Al-Bar: ( البار ) Maha Dermawan / Maha Bagus (Sumber Segala Kelebihan) / Yang banyak membuat kebajikan.
    80. At-Tawwaab: ( التواب ) Maha Penerima Taubat.
    81. Al-Muntaqim: ( المنتقم ) Maha Penyiksa / Yang Maha Menghukum.
    82. Al-’Afuw: ( العفو ) Maha Pemaaf / Yang Maha Pengampun.
    83. Ar-Rauuf: ( الرؤف ) Maha Pengasih / Maha Mengasih.
    84. Maalikul Mulk: ( المالك الملك ) Maha Pemilik Kekuasaan  / Maha Menguasai kerajaan / Pemilik Kedaulatan Yang Kekal.
    85. Zul-Jalaali Wal Ikraam: ( ذوالجلال والإكرام ) Maha Pemilik Keagungan dan Kemuliaan  / Maha Memiliki Kebesaran dan Kemuliaan
    86. Al-Muqsith: ( المقسط ) Maha Mengadili / Maha Saksama.
    87. Al-Jaami’: ( الجامع ) Maha Mengumpulkan / Maha Pengumpul.
    88. Al-Ghaniy: ( الغنى ) Maha Kaya Raya / Maha Kaya serta Serba Lengkap.
    89. Al-Mughnii: ( المغنى ) Maha Pemberi kekayaan / Maha Mengkayakan dan Memakmurkan.
    90. Al-Maani’: ( المانع ) Maha Membela atau Maha Menolak / Maha Pencegah.
    91. Adh-Dhaar: ( الضار ) Maha Mendatangkan Mudharat / Maha Pembuat Bahaya  / Maha Pemberi bahaya
    92. An-Naafi’: ( النافع ) Maha Pemberi Manfaat.
    93. An-Nuur: ( النور ) Maha Pemberi Cahaya  / Maha Bercahaya.
    94. Al-Haadi: ( الهادى ) Maha Pemberi Petunjuk / Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk.
    95. Al-Badii’: ( البديع ) Maha Indah / Tiada Bandingan  / Maha Pencipta yang baru.
    96. Al-Baaqi: ( الباقع ) Maha Kekal
    97. Al-Waarits: ( الوارث ) Maha Membahagi / Maha Mewarisi  / Maha Pewaris.
    98. Ar-Rasyiid: ( الرشيد ) Maha Cendekiawan / Maha Pandai / Bijaksana / Maha Memimpin
    99. Ash-Shabuur: ( الصبور ) Maha Penyabar.